Pameran
Theatre and the Other Self
Seniman: Mujahidin Nurrahman dan Nesar Eesar
Kurator: Krishnamurti Suparka
Pameran ini bekerja sama dengan Artsociates
Pameran: 16 November–15 Desember 2024
Tiket
Rp50.000 (umum)
Rp25.000 (pelajar) (tersedia pembelian di loket jumlah terbatas)*
*Diskon Rp15.000 khusus pembelian daring, gunakan kode voucher: GS15
Jam operasional:
Selasa-Minggu, 11:00-19:00 WIB
*Kunjungan terakhir pada 18:30 WIB
*Senin dan hari libur nasional tutup.
Tentang Pameran
Pameran Theatre and the Other Self menyelidiki mekanisme identitas dan gagasan tentang “diri” melalui karya dua seniman, Mujahidin Nurrahman dan Nesar Eesar, yang masing-masing berkutat dengan keliyanan di dalam dan terhadap bentang ideologi masyarakat kontemporer yang terus berubah. Bagi kedua seniman, dengan latar budaya dan sejarah yang berbeda, gagasan akan “diri sendiri” telah lama dibayangi oleh narasi dari luar dirinya. Situasi ini menempatkan mereka dalam ruang liyan yang berakar pada warisan representasi dan pandangan oriental Barat.
Praktik berkarya Nurrahman dan Eesar melampaui narasi-narasi biografis. Keduanya membahas tema-tema keyakinan, kelokalan, dan simpangan antara yang pribadi dan publik, selagi mempertanyakan kerangka pengakuan dan penolakan dalam masyarakat yang langgeng hingga hari ini. Kedua seniman memperdalam geografi identitas yang pelik, yang memungkinkan masa lalu—ditandai oleh perubahan-perubahan politik dan budaya—untuk terus menoreh dirinya pada wajah masa kini, memungkinkan berbagai cara membentuk diri, serta upaya menyikapi citraannya.
Theatre and the Other Self turut membuka ruang untuk merenungkan politik persepsi, mengajak kita untuk mempertimbangkan bagaimana konstruksi keliyanan terus menunjang interaksi dan pemahaman kita akan kehidupan bermasyarakat hari ini. Pameran ini tak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga batas-batas persepsi, mendorong keterlibatan kritis tentang identitas yang dihadirkan, dipandang, dan dipahami, dalam sebuah dunia di mana batas-batas antara “diri sendiri” dan “yang lain” kian kabur, malah kian terhubung.